"Terima kasih"
Dua kata yang mungkin bagi sebagian orang tak memiliki karakter apapun..
Tapi tidak bagiku atau orang-orang yang menghargai kalimat sederhana itu.
Sebagian orang pada jaman sekarang, mungkin sudah lupa bagaimana mengucapkan "terima kasih" kepada siapapun yang mungkin menawarkan atau telah membantu kita. Entah apa yang terjadi pada lidah mereka. Dua kata ringan saja tak mampu mereka katakan. Atau bahkan mereka lupa apa itu "terima kasih"?
Dua kata itu memiliki karakter...memiliki makna dan bahkan mampu membuat perasaan seseorang menjadi bahagia. Lalu, apa salahnya mengucapkan kalimat sederhana itu?
Tak hanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan atas sesuatu, kalimat "terima kasih" juga dapat berarti menolak secara halus.
Baiklah..sedikit bercerita agar kita tahu lebih dalam dari kalimat "terima kasih"~
Seorang salesman tengah bertugas menawarkan produknya di tengah keramaian mall...Tahukah anda betapa lelahnya ia berdiri di sana? Berbicara kepada setiap pengunjung yang melewatinya sembari menyerahkan brosur dari produknya...Berharap dari sekian banyak pengunjung akan datang untuk sekedar mengambil brosurnya atau bahkan berniat membeli produknya. Tidak sampai pada keinginan itu, ia kelelahan.
Dan di tengah rasa letihnya, tangannya masih kuat untuk sekedar menyerahkan brosurnya kepada para pengunjung yang mengacuhkannya. Ia tetap tersenyum dan bersuara lantang meski ia tahu suaranya sudah dalam batas optimal.
Di mata para pengunjung, ia tak hanya sekedar patung bersuara yang mempromosikan sebuah produk. Ia bagai kasat mata...
Di mata para pengunjung, ia tak hanya sekedar patung bersuara yang mempromosikan sebuah produk. Ia bagai kasat mata...
Namun, ada seorang wanita setengah baya menatapnya dan mengambil selembar brosur dari tangan salesman tersebut. Bibir kerutnya berucap : "Terima kasih" . Sebuah senyuman tulus terkembang di wajah tuanya. Ia pun berlalu.
Apa yang terjadi pada salesman itu?
Ia bahagia..
Tidakkah ia jengkel karena wanita tua itu tak membeli produknya? Tidakkah ia menggerutu?
Tidak.
Perasaan bahagia itu muncul ketika wanita tua itu berucap kalimat sederhana dan tersenyum kepadanya di saat yang lain mengacuhkannya..menganggapnya kasat mata..Wanita itu menghargainya..meski tidak dengan membeli, namun senyum tuanya lebih berharga dari produk yang ia promosikan.
Perasaan dihargai itu muncul karena sebuah kalimat sederhana dan senyuman ringan ..
Perasaan dihargai itu muncul karena sebuah kalimat sederhana dan senyuman ringan ..
Salesman dan wanita tua itu adalah dua sosok yang mengerti dan memaknai apa itu "terima kasih" dan sebuah senyuman. Terlalu sederhana? Ya. Sederhana yang bermakna.
Sebuah kalimat sederhana yang memiliki makna...Jika kau tak memiliki apapun untuk diberi, jika kau ingin menolak sesuatu secara halus...ucapkan mantra itu..dan tersenyumlah...ada yang bahagia di sana :)
"Tersenyumlah bukan untuk orang yang kau sukai...Tersenyumlah pada orang-orang yang ingin melihat senyummu"
No comments:
Post a Comment